Sabtu, 01 Mei 2010

SKRIPSI INI DIBIMBING OLEH :




Pembimbing I




Prof. Drs. H.A. Kosasih Djahiri

Pembimbing II




Drs. Yahya Mulyadi, M.Pd





DIKETAHUI DAN DISAHKAN OLEH :






Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Suryakancana Cianjur




Drs. Iyep Chandra Hermawan, M.Pd
NIP. 131578 551 Ketua Jurusan Pendidikan IPS
Program Studi PKn
FKIP UNSUR Cianjur




Prof. Drs. H.A. Kosasih Djahiri
















Motto

Bertaqwa terhadap Alloh SWT
Taatterhadap perintah orang tua
Selalu berusaha dan sabar untuk meraih cita-cita
















Skripsi ini sebagai cindera mata buat
Ayah dan Ibuku,
Pemacu dan pemicu buat adik-adiku,
Serta bukti keberhasilan buat rekan-rekan
yang memberikan motivasi dan semanagat
untuk meningkatkan prestasi





PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Teguh Satria Raharaja
NPM : 020205099
Menyatakan bahwa karya tulis (Skripsi) dengan judul “Pemanfaatan Berbagai Media Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn di Kelas X SMA Negeri I Cilaku Cianjur” berserta seluruh isinya benar-benar karya sendiri dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Apabila dikemudian hari diketemukan adanya pelanggaran etika keilmuan dalam karya tulis (Skripsi) ini, atau terhadap keaslian karya tulis ini, maka saya bersedia menanggung segala resiko/sanksi yang dikenakan kepada saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.



Cianjur, Januari 2009
Yang Membuat Pernyataan,




TEGUH SATRIA RAHARAJA
NPM. 020205099






ABSTRAKS
Pemanfaatan Berbagai Media Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn di Kelas X SMA Negeri I Cilaku Cianjur

Pendidikan kewarganegaraan (PKn) sebagai suatu mata pelajaran di persekolahan, hingga saat ini masih terkesan sebagai mata pelajaran yang tidak menarik, membosankan, serta rendahnya aktivitas belajar siswa. Hal ini disebabkan karena masih banyak guru PKn tidak menggunakan media pembelajaran yang menarik dan bervariatif, sehingga siswa merasa jenuh dan kurangnya aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran. Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam mengatasi permasalahan pada pembelajaran PKn yaitu dengan memanfaatkan berbagai media pada pembelajaran PKn khususnya dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka dilakukan penelitian yang dirumuskan yaitu “Bagaimana pemanfaatan berbagai media untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn di kelas X SMA Negeri I Cilaku Cianjur?”. Tujuan yang akan dicapai yaitu ingin mengetahui bagaimana upaya guru PKn dalam pemanfaatan berbagai media untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn, jenis media apa yang digunakan guru PKn, serta faktor penunjang dan penghambat bagi seorang guru PKn dalam pemanfaatan berbagai media..
Subjek yang dijadikan populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I Cilaku Cianjur. Penelitian ini menggunakan sampel total dengan mengambil sebanyak 80 orang siswa kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I Cilaku Cianjur yang ditambah satu orang guru PKn. Metode yang digunakan yaitu deskriptif, sedangkan tekniknya yaitu studi literatur, angket, wawancara, dan observasi.
Hasil penelitian diperoleh kesimpulan yaitu: (1) Guru mata pelajaran PKn di SMA Negeri I Cilaku-Cianjur dalam poses pembelajaran sering menggunakan media dengan tujuan untuk mengupayakan agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh dengan satu model pembelajaran saja, namun lebih daripada itu dapat membuat siswa berperan aktif dan bersemangat dalam aktivitas belajar. (2) Pemanfaatan media cetak berupa gambar dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran PKn dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam menyimak, mencatat, bertanya, dan menjawab pertanyaan pada saat proses pembelajaran berlangsung. (3) Pemanfaatan media elektronik dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran PKn dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam menyimak, mencatat, bertanya, dan menjawab pertanyaan pada saat proses pembelajaran berlangsung. (4) Faktor penghambat dalam pemanfaatan media yaitu tidak tersedianya media tersebut di sekolah, mati aliran listrik pada saat penggunaan media elektronik, dan dalam hal memilih mana media yang paling murah, gampang, dan praktis dalam pengoperasiannya atau penggunaannya. (5) Upaya mengatasi faktor penghambat yaitu mencari media alternatif yang mudah, murah, dan praktis dalam penggunaannya.





KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis mampu dan dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Berbagai Media Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn di Kelas X SMAN I Cilaku Cianjur”.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada jurusan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Suryakancana Cianjur.
Dengan keterbatasan penulis dalam bidang penulisan karya ilmiah, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat kekurangan, baik dari isi, sistematika, bahasa, maupun penyajiannya. Oleh karena itu, kritik yang membangun dari pembaca, sangat penulis harapkan guna perbaikan dan penyempurnaan. Walaupun demikian, besar harapan penulis mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca. Amiin






Cianjur, Januari 2009




Penulis





UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, terutama pembimbing I dan II. Oleh karena itu, penulis sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. H. D. Erman Husein, M.M. selaku Rektor Universitas Suryakancana Cianjur.
2. Drs. Iyep Chandra Hermawan, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Suryakancana Cianjur.
3. Drs. Yahya Mulyadi, M.Pd Selaku pembimbing II, dengan penuh perhatian beliau memberikan bimbingan, dorongan dan semangat dalam perjalanan menyelesaikan skipsi ini.
4. Prof. Drs. H.A. Kosasih Djahiri, Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Suryakancana Cianjur dan sebagai pembimbing I dalam penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen dan Asisten serta Staf dan Karyawan di Lingkungan Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Suryakancana Cianjur.
6. Kepala Sekolah, seluruh Guru dan seluruh Staf SMAN I Cilaku Cianjur, yang telah memberikan izin penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Guru PKn SMAN I Cilaku Cianjur Drs. Fina Rosa, yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam mengadakan penelitian.
8. Seluruh siswa kelas X-1 dan X-2 SMAN I Cilaku Cianjur, yang sudi dijadikan objek penelitian ini.
9. Ayahanda Endang Suhada dan ibunda Kokom Komariah serta kaka dan adik ku yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Suryakancana Cianjur, yang telah memberikan bantuan dan masukan sehingga pada akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan khususnya sobat penulis , Rohendi, Hendi, Hendi Naswari,Eni, Ilham, Teh Inna yang selalu bersama-sama dalam suka maupun duka ketika melaksanakan perkuliahan dan Nita Staf Perpus FKIP yang selalu membantu dalam mencari literatur buat penulis, serta Hedi Mulyadi dan Melia Hikmawati yang selalu setia membantu penulis.
11. Semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu.
Tiada kata yang pantas diucapkan kepada semua pihak yang telah turut bekerjasama dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu pada kesempatan ini penulis haturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya serta do’a kepada-Nya, semoga amal kebaikan semua pihak mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha Esa. Amiin.






Cianjur, Januari 2009


Penulis









BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang mencakup ilmu politik, ilmu hukum, dan ilmu kenegaraan yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Oleh karena itu pendidikan kewarganegaraan perlu diterapkan dengan baik kepada para peserta didik karena merupakan generasi penerus bangsa. Numan Somantri (2001 : 166) mengartikan PKn sebagai berikut :
“Usaha sadar yang dilakukan secara ilmiah dan psikologis untuk memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik agar terjadi internalisasi moral pancasila dan pengetahuan kewarganegaraan untuk melandasi tujuan pendidikan nasional, yang diwujudkan dalam integritas pribadi dan prilaku sehari-hari”.

Pembelajaran PKn yang diterapkan oleh guru kebanyakan menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi pelajaran. Sehingga menimbulkan kebosanan atau kejenuhan yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Akibatnya, perhatian siswa terhadap pembelajaran menjadi berkurang.
Interaksi belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa sebagai pebelajar dengan guru sebagai pembelajar dapat menimbulkan masalah-masalah belajar. Dimyati dan Mudjiono (2002 : 261) berpendapat bahwa :
“Faktor intern yang dialami dan dihayati oleh siswa meliputi hal-hal seperti (i) sikap terhadap belajar, (ii) motivasi belajar, (iii) konsentrasi belajar, (iv) kemampuan mengolah bahan ajar, (v) kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar, (vi) kemampuan menggali hasil belajar yang tersimpan, (vii) kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar, (viii) rasa percaya diri siswa, (ix) intelegensi dan keberhasilan belajar, (x) kebiasaan belajar, dan (xi) cita-cita siswa. Faktor-faktor intern ini akan menjadi masalah sejauh siswa tidak dapat menghasilkan tindak belajar yang menghasilkan belajar yang lebih baik”.

“Faktor-faktor ekstern belajar meliputi hal-hal sebagai berikut:(i) guru sebagai pembina belajar, (ii) prasarana dan sarana pembelajaran, (iii) kebijakan penilaian, (iv) lingkungan sosial siswa di sekolah, (v) kurikulum sekolah. Dari sisi guru sebagai pembelajar maka peranan guru dalam mengatasi masalah-masalah ekstern belajar merupakan prasyarat terlaksananya siswa dapat belajar”.

Guru sebagai pembelajar memiliki kewajiban mencari, menemukan dan diharapkan mampu memecahkan masalah-masalah belajar siswa. Sebagai guru profesional, diharapkan guru memiliki kemampuan melakukan penelitian secara sederhana agar dapat menemukan masalah-masalah belajar dan memecahkan masalah belajar. Menurut Muhibbin Syah (2008 : 230) yang dimaksud guru profesional adalah guru yang melaksanakan tugas keguruan dengan kemampuan tinggi (profisiensi) sebagai sumber kehidupan. Sedangkan menurut Uzer Usman (2008 : 6) guru merupakan profesi /jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan walaupun kenyataannya masih dilakukan orang di luar kependidikan. A. Kosasih Djahiri (1996 : 6) berpendapat yang dimaksud guru adalah kurikulum hidup, ditangan gurulah isi dan jiwa GBPP serta warna dan kualitas anak manusia penerus negara ini.
Peran guru profesional sangat penting dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan. Tujuan yang dimaksud adalah tujuan pendidikan nasional sebagai muara dari tujuan-tujuan pembelajaran. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam UU No.20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mercerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab ( BAB II Pasal 3 )”.

Tujuan pendidikan nasional di atas memberikan gambaran yang jelas bahwa arah sasaran pendidikan adalah menjadikan manusia Indonesia beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, penguasaan IPTEK, keterampilan, dan sikap. Oleh karena itu, pendidikan merupakan proses internalisasi ilmu pengetahuan dan keterampilan serta proses pembinaan nilai-nilai atau budi pekerti luhur.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang disediakan oleh sekolah. Guru harus dapat menggunakan alat atau media yang murah dan efisien. Media pembelajaran merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan yang diharapakan. Disamping mampu menggunakan alat atau media yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran. Hamalik dalam Arsyad (2002 : 2) menyatakan terdapat beberapa kriteria tentang pentingnya media pembelajaran sebagai berikut :
a. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkanprose belajar-menagajar;
b. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan;
c. Seluk-beluk proses belajar;
d. Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan;
e. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran;
f. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan;
g. Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan;
h. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran;
i. Usaha inovasi dalam media pendidikan.

Setiap program pembelajaran harus direncanakan secara sistematis dengan memusatkan perhatian pada siswa. Program pembelajaran direncanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa serta diarahkan kepada perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam perencanaan ini media yang akan dipakai dan cara menggunakannya telah dipertimbangkan dan ditentukan dengan seksama.
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara hafiah berarti perantara atau pengantar. Dengan demikian media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. (Arsyad 2002 : 3). Hal senada diungkap oleh Muhammad Ali (2002 : 89) media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (massage), merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar.
Media pengajaran sangat beraneka ragam. Ternyata media yang beraneka ragam tersebut hampir semua bermanfaat. Media yang beraneka ragam itu dapat dimanfaakan sebaik-baiknya dalam pengajaran dengan mempertimbangkan berbagai faktor. Menurut Moh. Ali (2002 : 92) Faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih media adalah:
a. Jenis kemampuan yang akan dicapai sesuai dengan tujuan. Sebagaimana diketahui, bahwa tujuan pengajaran menjangkau daerah kognitif, afektif dan psikomotor. Bila akan memilih media pengajaran, harus disesuaikan tujuan yang akan dicapai.
b. Kegunaan dari bebagai jenis media itu sendiri. setiap jenis media mempunyai nilai kegunaan sendiri-sendiri. hal ini harus dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih jenis media yang digunakan.
c. Kemampuan menggunakan suatu jenis media. Betapa pun tingginya nilai kegunaan media, tidak akan memberi manfaat sedikit pun di tangan orang yang tidak mampu menggunakan.
d. Fleksibilitas (literatur), tahan lama dan kenyamanan media. Dalam memilih media harus dipertimbangkan kelenturan, dalam arti dapat digunakan dalam bebagai situasi; juga harus tahan lama (tidak sekali pakai langsung buang), untuk menghemat biaya, dan digunakannya pun tidak berbahaya.
e. Keefektifan suatu media dibandingkan dengan jenis media lain untuk digunakan dalam pengajaran suatu bahan pelajaran tertentu.

Dengan pemilihan media yang tepat dapat membantu guru menjelaskan pelajaran yang diberikan. Juga merangsang siswa untuk berfikir dan menarik perhatian dalam proses pembelajaran.
Dengan demikian, pemanfaatan berbagai media dalam pembelajaran mempunyai peran penting untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Media merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.
Atas dasar uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menulis skripsi tentang “ PEMANFAATAN BERBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn DI KELAS X SMAN 1 CILAKU CIANJUR.
1.2. Perumusan dan Pembatasan Masalah
1.2.1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
Bagaimana pemanfaatan berbagai media untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas X SMAN I Cilaku Cianjur?
1.2.2. Pembatasan Masalah
1) Bagaimana upaya guru PKn dalam pemanfaatan berbagai media untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa di dalam kelas?
2) Jenis media apa yang digunakan yang dapat membantu meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn?
3) Apa faktor-faktor penunjang dan penghambat bagi seorang guru PKn dalam pemanfaatan berbagai media?
1.3. Tujuan Penelitian
I.3.1. Tujuan Penelitian Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana pemanfaatan berbagai media untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn di kelas X SMAN I Cilaku Cianjur?
I.3.2. Tujuan Penelitian Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
a. Ingin mengetahui bagaimana upaya guru PKn dalam pemanfaatan berbagai media untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa di dalam kelas.
b. Ingin mengetahui jenis media apa yang digunakan yang dapat membantu meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Pkn.
c. Ingin mengetahui faktor penunjang dan penghambat bagi seorang guru PKn dalam pemanfaatan berbagai media.
1.4. Identifikasi Variabel dan Definisi Istilah
1.4.1. Identifikasi Variabel
Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 99) yang dimaksud dengan variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Bertitik tolak dari pengertian di atas, maka dalam kepentingan penelitian terdapat dua variabel yaitu variabel Bebas (Variabel Independen) dan Variabel Terikat (Variabel Dependen).
1) Variabel Bebas (Variabel Independen)
Variabel Bebas merupakan variabel yang menjadi sebab timbulnya variabel terikat. Variabel yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah Pemanfaatan Berbagai Media, dari sekian banyak media pengajaran penulis hanya menyoroti tiga hal yaitu:
Dengan indikator sebagai berikut:
a. Media visual dan audio visual: radio, televisi
b. Media cetak: buku, koran, majalah
c. Media gambar, grafik, bagan
2) Variabel Terikat (Variabel Dependen)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah Aktivitas Belajar Siswa. Dengan indikator variabel sebagai berikut:
a. Menyimak
b. Mencatat
c. Bertanya
d. Menjawab

1.4.2. Definisi Istilah
Agar tidak terjadi kekeliruan dalam menafsirkan istilah yang ada pada judul ini, maka dijelaskan melalui identifikasi variabel sebagai berikut:
1) Pemanfaatan
Pemanfaatan adalah proses, cara, perbuatan memanfaatkan. (KBBI 2005 : 711)
2) Media
Media adalah sarana pengajaran atau pendidikan yang fungsinya dapat dipergunakan untuk membantu tercapainya suatu tujuan.
3) Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas belajar siswa dalam hal ini merupakan suatu kegiatan siswa di dalam kelas ketika sedang mengikuti proses belajar mengajar.
4) Pembelajaran
Pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan prilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
(Mohamad Surya 2004 : 7)
1.5. Anggapan Dasar dan Hipotesis
I.5.1. Anggapan Dasar
Menurut Winarno Surachmad dalam bukunya Suharsimi Arikunto (2002:58) yang dimaksud anggapan dasar adalah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima peneliti.
Dalam penelitian ini penulis bertitik tolak dengan berdasarkan pada anggapan dasar sebagai berikut:
1) Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.
(Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2002 : 2)
2) Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan media pengajaran. (Azhar arsyad, 2002 : 15).
3) Proses belajar mengajar pada intinya tertumpu pada suatu persoalan. Yaitu bagaimana guru memberi kemungkinan bagi siswa agar terjadi proses belajar yang efektif atau dapat mencapai hasil belajar yang sesuai dengan tujuan yang dinginkan. (H. Muhammad Ali, 2002:01).
I.5.2. Hipotesis
Hipotesis merupakan teori atau kesimpulan yang diterima sementara waktu oleh peneliti untuk menerangkan fakta-fakta tertentu sebagai penuntun dalam meneliti faktor-faktor lain yang lebih lanjut.
Bertitik tolak dari anggapan dasar tersebut di atas. Maka, yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Jika ada upaya guru PKn memanfaatkan berbagai media, maka aktivitas belajar siswa di kelas akan meningkat.
2. Jika guru PKn menggunakan berbagai jenis media, maka aktivitas belajar siswa di kelas akan meningkat.
3. Jika guru memanfaatkan berbagai penunjang dan mengatasi berbagai hambatan dalam memanfaatkan berbagai media, maka aktivitas belajar siswa di kelas akan meningkat.
.

















BAB II
KAJIAN PUSTAKA TENTANG PEMANFAATAN BERBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn

2.1. Media
2.1.1. Pengertian Media Pembelajaran
Dalam suatu proses belajar mengajar, pengadaan media oleh guru merupakan unsur penting karena media pembelajaran dapat mempertinggi aktivitas belajar siswa yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar yang dicapainya.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu.
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Gerlach dan Ely sebagaimana dikutip oleh Arsyad (2002 : 3) mengatakan bahwa “media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap”. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Sedangkan menurut A.Kosasih (1989 : 82) “media pengajaran adalah alat bantu yang membantu: kemudahan-kelancaran serta keberhasilan proses belajar (KBS) sebagaimana diharapkan”.
Batasan lain telah dikemukakan oleh para ahli yang sebagian diantaranya sebagai berikut ini. Menurut Fleming yang dikutip oleh Arsyad (2002 : 3) adalah:
“Media di samping sebagai sistem penyampai atau pengantar adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Arsito Rahadi (2003 : 9) bahwa :

“Makna umum media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran”.

Berdasarkan pendapat tersebut, penulis berpendapat bahwa agar pembelajaran berlangsung efektif sebaiknya menggunakan alat-alat atau media untuk menyampaikan atau menghantarkan pesan-pesan pembelajaran. Jadi, media pembelajaran dipergunakan sebagai perantara yang mengantar informasi antara guru sebagai salah satu sumber informasi dan siswa sebagai penerima informasi.
Selanjutnya menurut Hamidjojo dan Latuheru yang dikutif Arsyad (2002 : 4) “memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju”.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki pengertian sebagai alat bantu pada proses pembelajaran. Serta digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik.
2.1.2. Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Tidak semua alat-alat ataupun benda dapat dipergunakan sebagai media pembelajaran dalam rangka mempermudah proses belajar mengajar. Tentu saja dengan adanya media pembelajaran tersebut jangan membebani guru atau mempersulit guru dalam proses belajar mengajar, tetapi harus dapat mempermudah suatu proses belajar mengajar sehingga dapat berlangsung efektif.
Media pembelajaran yang biasa digunakan dalam pembelajaran memiliki ciri, seperti yang dikemukan oleh Arsyad (2002 : 6-7) adalah sebagai berikut:
a. Media pembelajaran memilki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardwear (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indra.
b. Media pembelajaran memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai sofwear (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
c. Penekanan media pembelajaran terdapat pada visual dan audio.
d. Media pembelajaran memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.
e. Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
f. Media pembelajaran dapat digunakan secara massal (misalnya: radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radio tape/kaset, video recorder).
g. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.

Jadi berdasarkan ciri-ciri yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejumlah alat, metode dan tehnik yang dapat memenuhi ciri-ciri, yakni dapat lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran, maka dapat dikategorikan sebagai media pembelajaran.
Sedangkan Gerlach dan Ely yang dikutip arsyad (2002 : 11-13) mengemukakan ciri-ciri media sebagai berikut:
Tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (kurang efisien) melakukannya, antara lain:
a. Ciri Fiksatif
b. Ciri manipulatif
c. Ciri distributif

Ciri fiksatif menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekontruksi suatu peristiwa atau objek. Dengan ciri tersebut, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu. Ciri ini sangat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau objek yang telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap saat. Berikutnya, ciri manipulatif memungkinkan transformasi suatu kejadian atau objek. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Di samping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Sedangkan, ciri distributif memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.
Oleh karena itu dalam pemilihan media pembelajaran, hendaknya guru memperhatikan ketiga ciri media di atas sehingga pemanfaatan media dapat mendukung aktivitas belajar siswa dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
2.1.3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Dua unsur yang sangat penting dalam suatu proses belajar mengajar adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun ada berbagai aspek lain yang harus diperhaikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Hal senada yang diungkap A. Kosasih (2005 : 5) “fungsi media adalah memberikan fasilitas (kemudahan, kelancaran dan keberhasilan) proses KBS”.
Seberapa pentingnya peran media dalam pembelajaran, namun tetap tidak bisa menggeser peran pendidik atau guru, karena media hanya berupa alat bantu yang memfasilitasi guru dalam pembelajaran. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kosasih Djahiri (2004:2) dalam bukunya menyatakan “bahwa fungsi dan peran pendidik adalah melakukan rekayasa yang profesional kearah memanusiakan, membudayakan, dan memberdayakan diri peserta didik dan kehidupannya”.
Dalam proses belajar mengajar peran pendidik merupakan peran utama sedangkan media merupakan alat bantu yang diharapkan dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan aktivitas belajar siswa.
Menurut yunus sebagaimana dikutif oleh Arsyad (2002 : 16) mengungkapkan sebagai berikut:
“Bahwasanya media pembelajaran paling besar pengaruhnya bagi indera dan lebih dapat menjamin pemahaman… orang yang mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya dan lamanya bertahan apa yang dipahaminya dibandingkan mereka yang melihat atau melihat dan mendengarnya”.

Selanjutnya menurut Ibrahim dalam Arsyad (2002 : 16) menjelaskan betapa pentingnya media pembelajaran karena:
“Media pembelajaran membawa dan membangkitkan rasa senang dan gembira bagi murid-murid dan mempengaruhi semangat mereka…membantu memantapkan pengetahuan pada benak para siswa serta menghidupkan pelajaran”.

Menurut Kemp dan Dayton yang dikutif Arsyad (2002 : 20) fungsi dari media pembelajaran diantaranya, yaitu:
a. Memotivasi minat atau tindakan
b. Menyajikan informasi
c. Memberi intruksi
Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang aktivitas belajar siswa. Pencapaian tujuan ini akan mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi. Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi di hadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat sangat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan atau pengetahuan latar belakang. Sedangkan untuk tujuan intruksi, media berfungsi agar informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.
Dalam proses belajar mengajar, fungsi media menurut Nana Sudjana (2005 : 99-100) yakni:
a. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
b. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru.
c. Media dalam pengajaran, penggunaannya bersifat integral dengan tujuan dan isi pelajaran.
d. Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata sebagai alat hiburan yang digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
e. Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.
f. Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.
Ketika fungsi-fungsi media pengajaran itu diaplikasikan dalam proses belajar mengajar, maka terlihat peranannya seperti yang dikemukakan oleh Pupuh dan Sobry (2007 : 66) sebagai berikut:
a. Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang guru sampaikan.
b. Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses pembelajaran. Paling tidak guru dapat memperoleh media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa.
c. Media sebagai sumber belajar bagi siswa. Media sebagai bahan konkret berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa, baik individual maupun kelompok. Kekonkretan sifat media akan banyak membantu tugas guru dalam kegiatan belajar mengajar.

Lebih detail fungsi penggunaan media dalam proses pembelajaran menurut Pupuh dan Sobry (2007 : 67), dintaranya:
a. Menarik perhatian siswa.
b. Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran.
c. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat vebalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan).
d. Mengatasi keterbatasan ruang.
e. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif.
f. Waktu pembelajaran dapat dikondisikan.
g. Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar.
h. Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu/menimbulkan gairah belajar.
i. Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam.
j. Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Bertolak dari uraian di atas, maka diharapkan pemahaman guru terhadap media menjadi jelas, sehingga dapat memanfaatkan media secara tepat. Oleh karena itu, guru perlu menentukan media secara terencana, sistematis, dan sesuai dengan sistem belajar mengajar.
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara lebih khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci. Kemp dan Dayton sebagaimana dikutif oleh Aristo rahadi (2003 : 15) mengidentifikasi beberapa manfaat media pembelajaran, yaitu:
a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.
b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.
g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar.
h. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

Sudjana dan Rivai (2005 : 2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar mengajar siswa anatara lain:
a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

Oemar hamalik sebagaimana dikutif oleh Arsyad (2002 : 25-26) merincikan manfaat media pembelajaran sebagai berikut:
a. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.
b. Memperbesar perhatian siswa.
c. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
d. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.
e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup.
f. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
g. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

Dari uraian dan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:
a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.
d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masayarakat, dan lingkungannya.
2.1.4. Jenis Media dan Karakteristiknya
Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikenal dewasa ini, dari yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah ada secara natural sampai kepada media yang harus dirancang sendiri oleh guru.
Meskipun banyak ragamnya, namun kenyataannya tidak banyak jenis media yang biasa digunakan oleh guru di sekolah. Beberapa media yang akrab dan hampir semua sekolah memanfaatkan adalah media cetak (buku) dan papan tulis. Selain itu banyak juga sekolah yang telah memanfaatkan jenis media lain seperti gambar, model dan Overhead projektor (OHP), kaset audio, video CD, slide (film bingkai), komputer dan obje-objek Nyata. Hal ini diperlukan demi tercapainya tujuan pengajaran yang diperlukan.
Ada berbagai cara dan sudut pandang untuk menggolongkan jenis media. Rudy Bretz sebagaimana dikutif oleh Aristo (2003 : 21) mengidentifikasi jenis-jenis media berdasarkan tiga unsur pokok, yaitu: suara, visual, gerak. Berdasarkan tiga unsur tersebut, Bretz mengklasifikasikan media ke dalam tujuh kelompok, yaitu:
a. Media audio
b. Media cetak
c. Media visual diam
d. Media visual gerak
e. Media audio semi gerak
f. Media semi gerak
g. Media audio visual diam
h. Media audio visual gerak

Pupuh dan Sobry (2007 : 67-68) mengemukakan dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam:
a. Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio.
b. Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan, seperti gambar,cetakan.
c. Media audio visual adalah media yang menampilkan suara dan gambar, film.

Selanjutnya menurut Henick dkk yang dikutif Arsito (2003 : 23) membuat klasifikasi media sebagai berikut:
a. Media yang tidak diproyeksikan
b. Media yang diproyeksikan
c. Media audio
d. Media video
e. Media berbasis komputer
f. Multi media kit

Dari beberapa pengelompokan media tersebut, kita dapat melihat bahwa hingga kini belum ada suatu pengelompokan media yang mencakup segala aspek, khususnya untuk keperluan pembelajaran. Pengelompokan yang ada, dilakukan atas bermacam-macam kepentingan. Namun apapun dasar yang digunakan dalam pengelompokan itu, tujuannya sama saja yaitu agar siswa lebih mudah mempelajarinya.
Setiap jenis media, mempunyai karakteristik (kekhasan) tertentu, yang berbeda-beda satu sama lain. Untuk tujuan-tujuan praktis di bawah ini akan dibahas karakteristik beberapa jenis media yang lazim dipakai dalam kegiatan pembelajaran.
1. Media Grafis
media grafis termasuk media visual. Sebagaimana halnya media yang lain, media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indra penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi visual.
Selain fungsi umum tersebut, secara khusus grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, menggambarkan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
Selain sederhana dan mudah pembuatannya media grafis termasuk media yang relatif mudah ditinjau dari biayanya. Banyak media grafis, beberapa diantaranya seperti yang akan saya berikut ini :
a) Gambar/ foto
Gambar atau foto adalah media yang paling umum dipakai dalam pembelajaran. Gambar dan foto sifatnya universal, mudah dimengerti, dan tidak terikat oleh keterbatasan bahasa.
b) Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Sketsa selain dapat menarik perhatian siswa, juga dapat menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan. Sketsa dapat dibuat langsung oleh guru, karena itu harganya pasti murah.
c) Diagram/ Skema
Diagram merupakan suatu gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol, diagram atau skema menggambarkan struktur dari objeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada disitu. Isi diagram pada umumnya berupa pertunjuk-petunjuk. Diagram menyederhanakan yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian pesan.
d) Bagan/ Chart
Fungsi bagan yang pokok adalah menyajikan ide-ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Bagan mampu memberikan ringkasan-ringkasan butir-butir penting dari suatu penyajian. Pesan yang akan disampaikan biasanya berupa ringkasan visual suatu proses, perkembangan atau hubungan-hubungan penting.
e) Grafik
Grafik merupakan gambar sederhana yang menggunakan garis titik, simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Grafik digunakan untuk menjelaskan perkembangan atau perbandingan suatu objek yang paling berhubungan. Grafik biasanya disusun berdasarkan prinsif matematika dan menggunakan data komparatif. Ada beberapa bentuk grafik, antara lain : grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran dan grafik gambar.
f) Kartun
Kartun adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan sesuatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian tertentu. Kartun biasanya hanya menangkap esensi yang harus disampaikan dan menuangkannya kedalam gambar sederhana tanpa detail dengan menggunakan simbol-simbol serta karakter yang mudah dikenal dan dimengerti dengan cepat.
g) Peta dan Globe
Pada dasarnya peta dan globe berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi.
2. Media Audio
Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Ada beberapa jenis media audio, antara lain radio, alat perekam pita magnetic, kaset audio, piringan hitam, CD audio dan laboratorium bahasa.
3. Media Proyeksi Diam
Media proyeksi diam mempunyai persamaan dengan media grafis dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Perbedaan yang jelas diantaranya adalah bila pada media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang bersangkutan, sedangkan pada media proyeksi pesan harus diproyeksikan dengan peralatan proyektor agar dapat dilihat oleh siswa. Beberapa jenis media proyeksi diam antara lain film bingkai (slide film), film rangkai (film strip), overhead transparency (OHP), proyektor opaque (tak tembus pandang).
4. Media Proyeksi Gerak dan Audio Visual
Media yang mampu menayangkan gambar-gambar diam, bergerak, dan bersuara baik melalui proyektor maupun melalui pesawat televisi.
a) Film Gerak
Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam proses pembelajaran. Sebuah film terdiri dari ribuan gambar. Film mampu mengabadikan suara dan gambar gerak serta bisa mengatasi keterbatasan daya indera penglihatan kita.
b) Program Siaran Televisi dan Pesawat TV
Program siaran televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio visual dengan disertai unsur gerak. TV dapat menerima, menggunakan, dan mengubah atau membatasi semua bentuk media yang lain, menyesuaikannya dengan tujuan yang akan dicapai.
c) Video
Media video sebagai media audio visual yang menampilkan gerak. Pesan yang dapat disajikan bisa bersifat fakta dapat pula bersifat fiktif.
5. Komputer Multi Media
Media komputer memiliki hampir semua kelebihan yang dimiliki oleh media lain. Selain mampu menampilkan teks, gerak, suara, dan gambar, komputer juga dapat digunakan secara intraktif, bukan hanya searah. Bahkan komputer dapat disambung dengan internet.
6. Benda Nyata
Memanfaatkan benda asli ataupun peralatan nyata dalam proses pembelajaran terutama bila metode yang dipakai adalah demonstrasi ataupun praktik lapangan.
2.2. Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas belajar siswa dalam hal ini merupakan suatu kegiatan siswa di dalam kelas ketika sedang mengikuti proses belajar mengajar yang diberikan oleh guru PKn.
Belajar merupakan suatu proses pendidikan yang dialami oleh setiap siswa dalam merespon segala sesuatu dari hasil belajarnya sehingga memunculkan suatu tujuan dan cita-cita masa depan peserta didik yang sukses. Oleh karena itu, untuk pelaksanaannya peserta didik tidak cukup hanya mendengarkan informasi dan penjelasan dari guru PKn, melainkan kesuksesan belajar menuntut suatu keharusan dengan cara pelatihan dan praktek di lapangan/kelas, atau di objek pembelajaran. Sebab berhasil tidaknya dalam proses pembelajaran dapat dilihat dan dirasakan sendiri. Sehingga proses belajar yang dikatakan sukses adalah apabila ada perubahan perilaku yang menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan, dan menunjukan kegairahan belajar yang tinggi, semangat kerja yang besar dan percaya pada diri sendiri.
Pengertian aktivitas sebagimana yang dikemukakan oleh A. Kosasih Djahiri (2003:12) menyatakan bahwa:
“Yang active-joyfull-and effective learning (AJEL) adalah pembelajaran yang aktif, motivatif/ menyenangkan dan efektif kiranya layak diupayakan dewasa ini, sebab yang AJEL, bahan ajar (materi pelajaran) yang teoritik ilmiah, normative dan konseptual yang mungkin bersifat abstrak dan belum ada dalam pengalaman belajar (kehidupannya) diubah/dimanipulasi menjadi hal yang terjangkau serta mengandung proses pikir-dzikir/ afektual dan pelakonan siswa. Dalam bahasa awamnya, bahan ajar mengajak siswa berpikir beremosi dan “nyawang”. Kegiatan belajar siswa sebagai proses intelektual (intellectual process) mampu mengadaptasi, mengasimilasi dan mengakomudasi hasil proses belajar siswa dan pembelajaran yang efektif dan efisien”.
Berarti pembelajaran yang aktif, menyenangkan, efektif, motivatif dengan bahan ajar yang ilmiah, normatif dan konseptual, yang pembelajarannya dengan pelakonan banyak memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan daya nalar logis praktis dan analisis.
Aktivitas belajar siswa menurut pendapat Dasim Budimansyah (2003:15) dalam bukunya menyatakan bahwa:
“Aktivitas siswa hampir diseluruh proses pembelajaran, dari mulai fase perencanaan dikelas, kegiatan lapangan, dan pelaporan. Dalam fase perencanaan aktivitas siswa terlihat pada saat mengidentifikasi masalah dengan menggunakan teknik bursa ide (brain strorming). Setiap siswa boleh menyampaikan masalah yang menarik baginya, disamping itu tentu saja yang berkaitan dengan materi pelajaran”.

Aktivitas belajar itu banyak sekali macamnya, sehingga para ahli mengadakan klasifikasi. Paul D. Dierich, dalam Sardiman (2008 : 101) mengklasifikasikan aktivitas belajar - atas delapan kelompok, yaitu:
1. Visual activities
Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, dan mengamati orang lain bekerja.
2. Oral activities
Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.
3. Listening activities
Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan musik, pidato.
4. Writing activities
Menulis cerita, menulis laporan, karangan, angket, menyalin.
5. Drawing activities
Menggambar, membuat grafik, diagram, peta.
6. Motor activities
Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun.
7. Mental activities
Merenung, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan dan membuat keputusan.
8. Emotional activities
Minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain.

Dalam penelitian ini peneliti akan mengamati aktivitas siswa sebagai berikut:
a. Menyimak
Banyak pihak menganggap bahwa menyimak merupakan faktor yang sangat penting dalam mencapai tingkat keberhasilan belajar bagi siswa. Melalui aktivitas tersebut, siswa bisa memperoleh isi pokok bahasan atau materi yang diajarkan oleh guru PKn. Menyimak materi pelajaran merupakan sebuah aktivitas belajar siswa yang didalamnya dibutuhkan keterampilan merespon dan menangkap sejumlah materi atau bahan ajar yang diterangkan oleh guru PKn.
Menyimak merupakan sebuah kegiatan belajar siswa dimana terjadi interaksi komunikatif antara guru dan murid. Dalam hal ini guru menerangkan materi pelajaran PKn dan siswa memperhatikan apa yang sedang disampaikan oleh guru PKn tersebut.
Menyimak merupakan salah satu aktivitas belajar siswa pada waktu guru sedang menerangkan bahan pelajaran. Dalam menyimak bahan pelajaran yang diterangkan oleh guru PKn, siswa tidak hanya mendengarkan tapi menangkap isi materi yang disampaikan oleh guru PKn. Menyimak materi pelajaran PKn yang diterangkan oleh guru PKn tidaklah gampang. Oleh karena itu diperlukan konsentrasi dan motivasi terhadap pelajaran tersebut.


b. Mencatat
Mencatat/ menulis merupakan aktivitas siswa di dalam kelas pada saat mengikuti proses kegiatan belajar. Dengan mencatat/menulis akan terasa manfaatnya pada saat dikemudian hari muncul pertanyaan atau soal yang diujikan oleh guru PKn tentang materi yang telah disampaikan. Dengan mencatat, siswa tinggal membuka buku dan sekaligus membacanya tanpa harus mengingat-ingat materi yang telah disampaikan.
Drs. Syaiful Bahri Djamarah (2002:34) dalam bukunya menyatakan bahwa:
“Seorang siswa yang rajin menulis berarti membantu mengurangi beban otak. Otak tidak diperas untuk tugas-tugas mengingat-ingat sesuatu yang dilakukan terlupakan. Dengan begitu, kelelahan dapat dikurangi atau dihindari, sehingga dapat dipergunakan untuk membaca buku dengan penuh konsentrasi”.

Berdasarkan kutipan diatas, dengan mencatat/menulis materi yang diberikan oleh guru PKn pada saat mengikuti proses belajar telah membantu beban otak manakala dikemudian hari diadakan ujian tentang soal materi yang bersangkutan.
Dengan demikian masalah catat-mencatat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan pelajar/siswa selama menuntut ilmu. Mengabaikannya berarti merugikan siswa itu sendiri, kerugian yang nyata adalah ada diantara tugas-tugas yang terlupakan dan tidak dikerjakan. Demikian peranan catatan bagi kehidupan pelajar ketika mengenyam bangku pendidikan.

c. Bertanya
Keberanian bertanya merupakan modal utama bagi siswa untuk menghindari ketidak tahuan permasalahan yang dihadapinya. Keberanian bertanya akan tumbuh apabila guru yang bersangkutan mampu memotivasi para siswa untuk bertanya dan sistem pengajaran yang diberikan oleh guru PKn harus memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
Bagi siswa yang rajin bertanya tentunya akan mendapat pengetahuan dengan cepat dan akan lebih korektif terhadap kekurangan yang ada pada dirinya. Keberanian bertanya didasari oleh sikap:
1. Kemampuan menanggapi/menyimak
Siswa yang tanggap dalam merespon materi yang diberikan oleh guru PKn tidak terlepas dari peran guru itu sendiri. Guru PKn yang terampil mengajar akan memberikan respon positif terhadap siswa untuk menyimak materi yang disampaikan. Dengan begitu akan timbul sifat spontanitas bertindak dalam setiap proses belajar mengajar.
2. Berfikir kritis
Adanya sistem demokratis dalam proses belajar mengajar, siswa akan berani mengemukakan tanggapan, perasaan, penilaian dan pandangan-pandangan terhadap sesuatu hal yang sedang dihadapinya. Beberapa tanggapan yang dikemukakan oleh siswa barangkali bersifat emosional (negatif maupun positif) siswa yang memberi tanggapan negatif harus diluruskan dan diberi penjelasan, akan tetapi tanggapan positif yang disampaikan oleh siswa harus diperhatikan dan dikembangkan.
Pada diri siswa terdapat rasa ingin tahu terhadap permasalahan-permasalahan yang dekat dengan lingkungannya. Dengan dasar kemampuan yang dimilikinya siswa selalu ingin mengemukakan gagasan-gagasan baru, sikap inilah yang dianggap sebagai aktivitas yang dapat membantu kegiatan proses belajar mengajar yang dinamis dan harmonis.
d. Menjawab
Menjawab merupakan salah satu respon siswa terhadap sejumlah kemampuan siswa pada materi pelajaran yang telah disampaikan. Dengan berani dan mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru PKn berarti ada keberhasilan antara guru PKn yang menyampaikan materi pelajaran dengan siswa yang menangkap sejumlah materi yang disampaikan. Siswa yang biasa menjawab pertanyaan dari guru PKn dengan benar biasanya aktif ketika megikuti pelajaran dan suka menyimak materi pelajaran dari awal sampai akhir ketika guru sedang menerangkan materi pelajaran.
Berdasarkan pengertian aktivitas tersebut di atas, peneliti berpendapat bahwa dalam belajar sangat dituntut keaktifan siswa. Siswa yang lebih banyak melakukan kegiatan sedangkan guru lebih banyak membimbing dan mengarahkan. Tujuan pembelajaran PKn tidak mungkin tercapai tanpa adanya aktifitas siswa apalagi dalam pembelajaran PKn antara lain tujuannya adalah untuk menjadikan manusia kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
2.3. Pendidikan Kewarnegaraan
2.3.1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Mata pelajaran PKn menitikberatkan kepada pembinaan nilai-nilai kebangsaan dan kecintaan terhadap tanah air yang di dalamnya tercermin moral dan nilai sebagai dasar dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian PKn dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional dinyatakan “Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air”.
Pendidikan kewarganegaraan juga merupakan jembatan untuk mencapai keselarasan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari melalui belajar di sekolah tentang pembelajaran pendidikan kewarganegaraan guru mengarahkan prilaku siswa baik moral dan tingkah langkuh yang tidak sama, seperti yang dikemukakan M. Numan Somantri, (2001 : 299) yaitu :
“Pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dan pendidikan sekolah, masyarakat dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis analitis, besikap dan bertindak demokratis dalam mempersipkan hidup demokratis pancasila dan UUD 1945”.

Bertitik tolak dari pernyataan di atas, maka pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang wajib diajarkan disampaikan kepada peserta didik di sekolah-sekolah, karena pendidikan kewarganegaraan mengajarkan kepada anak bangsa, supaya tahu bagaimana cara mengatur kehidupan agar kehidupan lebih baik, dan bisa dijalankan selaras, serasi dan seimbang antara kehidupan jasmani dan kehidupan rohani dalam rangka mencapai kehidupan di dunia dan akhirat. Seperti tujuan umum PKn itu sendiri ialah mendidik warga negara yang baik, yang dapat dilukiskan dengan “Warga negara yang patriotic, toleran, setia terhadap bangsa dan negara, beragama, demokratis, pancasila sejati”. (Muhammad Numan Somantri, 2001 : 279).
Bedasarkan kutipan di atas, maka terlihat jelas bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah mengajarkan kepada peserta didik dari mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi supaya mempunyai tingkah laku yang baik sopan sesuai dengan aturan yang dibuat oleh pemerintah maupun aturan yang dibuat oleh Tuhan.
Pendidikan kewarganegaraan adalah nama dari suatu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum sekolah, Pendidikan Kewarganegaraan berusaha membina perkembangan moral anak didik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, agar dapat mencapai perkembangan secara oktimal dan dapat mewujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam buku Model Silabus Tingkat Satuan Pendidikan bahwa mata pelajaran PKn merupakan sebagai berikut.
“Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945”.

Berdasarkan pendapat di atas, PKn memfokuskan pada pembentukan diri peserta didik agar memperoleh pengetahuan, keterampilan dan mempunyai karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Dalam pembentukan diri peserta didik, PKn memandang siswa sebagai individu yang beragam dari berbagai segi, baik agama, budaya, bahasa yang digunakan, usia, maupun asal-usul suku bangsa. Berbagai macam hal yang dimiliki peserta didik tidak dijadikan sebagai permusuhan, tetapi PKn lebih menitikberatkan kepada persamaan hak dan kewajiban sehingga peserta didik mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara Indonesia.
2.3.2. Visi dan Misi PKn
Misi pelajaran PKn adalah membelajarkan peserta didik dan bahan ajar PKn serta lingkungan kehidupannya secara aktif partisipasif, kreatif, demokratis, dan humanitis. (A. Kosasih Djahiri, 2007 : 10).
Adapun Visi PKn sebagaimana diungkapkan A. Kosasih Djahiri (2007 : 10) adalah sebagai berikut.
1. Memanusiakan WNI menjadi WNI yang cerdas – utuh - demokratis – konstitusional - berahlak mulia – agamis - dan pancasilais – berbudaya Indonesia serta modern.
2. Membina/membentuk setiap WNI menjadi (a) to be good citizen (b) civic intelligence (intelektual, spiritual – emotional and sicial) (c) civic responsibility.

Dengan demikian melalui pembelajaran PKn diharapkan dapat ditanamkan, dipahami dan dihayati nilai-nilai moral, yang berakar pada budaya bangsa Indonesia dalam rangka pembentukan sikap dan perilaku yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa baik sebagai anggota masyarakat, bangsa maupun negara.


2.3.3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran PKn
Pelajaran Pkn dijadikan sebagai bagian dari mata pelajaran karena mempunyai fungsi seperti yang terdapat dalam Kompotesi Dasar Mata Pelajaran Kewarganegaraan SD dan MI yaitu sebagai berikut:
“Mata Pelajaran Kewarganegaraan berfungsi sebagai wahana untuk membentuk warga negara cerdas, terampil dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945”.

Adapun tujuan pembelajaran PKn menurut buku Model Silabus Tingkat Satuan Pendidikan sebagai berikut.
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab dan betindak secara cerdas dalam kegiatan kemasyarakatan bebangsa dan bernegara.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk menbentuk diri bedasarkan pada karakter-karakter masyarakatan Indonesia agar dapat hidup besama dengan bangsa-bangsa lainnya.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa PKn merupakan mata pelajaran yang menekankan kepada pembentukan perilaku siswa yang baik sebagai warga negara yang bepancasila. Selain itu, membekali peserta didik dengan budi pekerti, pengetahuan, dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara sesama warga negara maupun antara negara dengan negara serta pendidikan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
Selain itu, tujuan pendidikan kewarganegaraan menurut A. Kosasih Djahiri (2002 : 15) mengemukakan, sebagai berikut.
“Membentuk warga negara Indonesia yang berbudaya Indonesia, iman dan takwa, sadar akan hak dan kewajiban serta tugas dan tanggungjawabnya, demokratis, partisipatif, dalam pembangunan, terbuka, sadar dan taat hukum mampu hidup modrn dalam era globalisasi, cinta nusa dan bangsa, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bebas, merdeka, dan berdaulat”.

Dari uraian-uraian di atas, jelaslah bahwa pengamatan dan pengayaan nilai-nilai pancasila dan kewarganegaraan adalah tujuan utama. Dengan demikian maka guru sebagai pendidik harus lebih dalu mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai pancasila sebelum mengajarkan pada peserta didik, karena guru akan dijadikan sebagai teladan oleh peserta didik maupun oleh masyarakat.
Bedasarkan pernyatan di atas, dapat di simpulkan bahwa pengajaran PKn pada setiap jenjang pendidikan diharapkan mampu membentuk warga negara yang cerdas, terampil, berkarakter Pancasila. Sitia kepada bangsa dan negara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Oleh karena itu, pengajaran PKn harus besifat dinamis dan mampu menarik minat peserta didik untuk mau belajar.
2.4. Pemanfaatan Media Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran PKn
Salah satu faktor penyebab munculnya rasa jenuh pada siswa adalah seringnya guru menyajikan bahan dan materi pelajaran dengan menggunakan metode ceramah. Akibatnya, motivasi dan aktivitas siswa dalam pembelajaran cenderung rendah dan menurun. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa proses pembelajaran PKn dengan memanfaakan berbagai media merupakan salah satu cara yang sengaja dirancang untuk mengatasi kejenuhan siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn. Kegunaan lainnya dari pemanfaatan berbagai media dalam pembelajaran PKn adalah untuk meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar siswa.
Tetapi pemanfaatan media pengajaran juga tidak asal-asalan menurut keinginan guru, tidak terencana dan sistematik. Guru harus memanfaatkannya menurut langkah-langkah tertentu, dengan perencanaan sistematik. Ada langkah-langkah yang bisa ditempuh guru pada waktu mengajar dengan memanfaatkan media. Menurut Syaiful dan Aswan (2006 : 154-155) langkah-langkah itu adalah:
a. Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media.
b. Persiapan guru. Pada fase ini guru memilih dan menetapkan media mana yang akan dimanfaatkan guna mencapai tujuan.
c. Persiapan kelas. Pada fase ini siswa atau kelas harus mempunyai persiapan, sebelum mereka menerima pelajaran dengan menggunakan media.
d. Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media. Pada fase ini penyajian bahan pelajaran dengan memanfaatkan media pengajaran.
e. Langkah kegiatan belajar siswa. Pada fase ini siswa belajar dengan memanfaatkan media pengajaran.
f. Langkah evaluasi pengajaran. Pada langkah ini kegiatan belajar dievaluasi, sampai sejauh mana tujuan pengajaran tercapai, yang sekaligus dapat dinilai sejauh mana pengaruh media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa.

Guru dapat mempergunakan dan mengembangkan media dalam proses belajar mengajar, baik di kelas maupun di luar kelas. Media yang dapat dimanfaatkan oleh guru harus sesuai dengan tujuan pengajaran yang ingin dicapai. Cara memafaatkan media tergantung dari jenis dan karakteristik suatu media. Cara kerja media visual tentu berbeda dengan cara kerja media audiovisual. Cara pemakaiannya tidak mesti harus guru, tetapi siswa juga bisa, selama untuk mencapai tujuan pengajaran.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pemanfaatan berbagai media dalam pembelajaran PKn merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.



























BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode ini menggambarkan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada dan sedang berlangsung. Dalam hal ini penulis mengacu pada Abdurrahmat Fathoni (2006:97) yang mengatakan bahwa “penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bermaksud mengadakan pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran terhadap gejala tertentu”. Dan Sumadi Suryabrata (2004:76) yang mengungkapkan “dalam penelitian deskriptif semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, mentest hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi” Tidak ada kesimpulan yang diperluas sehingga tidak berlaku bagi kelompok lain.
Penulis menggunakan metode ini karena ruang lingkup penelitian terbatas pada siswa SMAN I Cilaku Cianjur, dan hanya berlaku pada saat penelitian berlangsung berdasarkan data yang diperoleh. Artinya, hasil penelitian ini tidak dapat dipergunakan sebagai dasar analisa terhadap objek lain, atau pada objek yang sama meskipun dalam waktu yang berbeda.
3.2. Teknik Penelitian
Sejalan dengan metode penelitian penulis menggunakan teknik penelitian sebagai berikut.


3.2.1. Studi Literatur
Studi literatur atau studi kepustakaan dilakukan oleh penulis dengan cara mengumpulkan, mempelajari, dan mengkaji sumber-sumber buku yang berkaitan dengan masalah penelitian.
3.2.2. Observasi
“Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran”. (Abdurrahmat Fathoni, 2006:104). Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi dilakukan secara langsung terjun ke lapangan untuk mengamati dan mengetahui penggunaan media pembelajaran yang digunakan dan aktivitas belajar siswa di SMAN I Cilaku-Cianjur kelas X-1 dan X-2.
3.2.3. Wawancara
M. Toha Anggoro (2003 : 5.17) berpendapat “Fungsi pedoman wawancara adalah memberikan tuntunan dalam mengkomunikasikan secara langsung pertanyaan-pertanyaan terhadap responden yang akan kita wawancarai.” Wawancara dilaksanakan oleh penulis dengan memberikan pertanyaan kepada guru mata pelajaran Pendidikan Kerwarganegaraan, dan langsung dijawab oleh responden. Teknik wawancara ini bertujuan untuk menemukan data yang diperlukan dalam penelitian.
3.2.4. Angket
“Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. (Suharsimi Arikunto, 2002 : 124) yang dijadikan responden adalah siswa kelas X-1 dan X-2 SMAN I Cilaku Cianjur.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X-1 dan X-2 SMAN I Cilaku Cianjur yang berjumlah 80 orang siswa.
3.3.2. Sampel
Sampel penelitian dilakukan secara total sehingga seluruh siswa kelas X-1 dan X-2 SMAN I Cilaku Cianjur yang dijadikan populasi merupakan sampel dalam penelitian ini.
Untuk lebih jelasnya sampel diuraikan dalam tabel berikut ini :
TABEL I
POPULASI DAN SAMPEL
No POPULASI SAMPEL
1
2 Kelas X-1 40 Orang
Kelas X-2 40 Orang 40 orang siswa
40 orang siswa
JUMLAH 80 orang siswa 80 orang siswa

Berdasarkan data tabel di atas, maka penelitian ini menggunakan sampel total dengan mengambil sebanyak 80 orang siswa kelas X-1 dan X-2 SMAN I Cilaku Cianjur yang ditambah satu orang guru PKn.
.












BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN

4.1. Langkah-Langkah Penelitian
Setiap penelitian akan mendatangkan hasil yang baik apabila sebelumnya telah dipersiapkan secara matang, terarah dan terencana. Untuk itu, penulis menempuh langkah-langkah seperti berikut:
4.1.1. Persiapan Penelitian
a. Studi Pendahuluan
Langkah awal yang penulis lakukan sebelum mengadakan penelitian adalah mengadakan studi pendahuluan di SMAN I Cilaku-Cianjur. Studi pendahuluan ini amat penting untuk mengetahui masalah apa yang akan diteliti, dari mana dan dari siapa mendapatkan informasi yang tepat dan akurat agar dapat digunakan dalam pelaksanaan penelitian.
b. Menyiapkan Instrumen Penelitian
Teknik pengumpulan data yang digunakan bervariasi melalui angket, wawancara, dan observasi. Untuk kepentingan pengumpulan data, penulis menyiapkan instrumen sebagai berikut:
1. Angket disusun dalam bentuk pilihan ganda, responden tinggal memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan dirinya.
2. Pedoman wawancara disusun dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan untuk acuan dalam pelaksanaan wawancara terbuka.
3. Observasi dilakukan dengan cara mengadakan kegiatan langsung untuk memperoleh data dan informasi mengenai fasilitas-fasilitas yang ada di SMA Negeri I Cilaku-Cianjur.
c. Mengurus Izin Penelitian
1. Penulis mengajukan permohonan mengurus izin penelitian untuk memperoleh surat pengantar dari Dekan FKIP Universitas Suryakancana Cianjur.
2. Dekan FKIP Universitas Suryakancana Cianjur mengeluarkan surat pengantar permohonan izin penelitian untuk disampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur dan kepada Kepala Sekolah SMAN I Cilaku-Cianjur dengan Nomor: 1394/Ak-4/FKIP/2009.
3. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur memberikan surat izin penelitian kepada penulis dengan Nomor: 071/228/Um dan Peg/Kab/2009, Untuk selanjutnya disampaikan kepada Kepala Sekolah SMAN I Cilaku-Cianjur.
4.1.2. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dalam rangka pengumpulan data melalui beberapa tahap pelaksanaan sesuai dengan metode dan teknik penelitian:
1) Angket diberikan kepada responden/siswa SMAN I Cilaku-Cianjur pada tanggal 27 April 2009. Siswa yang menjadi responden adalah semua siswa kelas X-1 dan X-2 yang berjumlah 80 orang.
2) Wawancara langsung dan terbuka dengan 1 orang Guru PKn pada tanggal 27 April 2009. Hasil wawancara diharapkan dapat menunjang dalam pendataan saat penelitian.
3) Observasi dilakukan pada tanggal 27 April sampai 1 Mei 2009 untuk mengamati dan mengetahui penggunaan media pembelajaran yang digunakan dan aktivitas belajar siswa di SMAN I Cilaku-Cianjur kelas X-1 dan X-2.
4.1.3. Pengolahan Data Hasil Penelitian
a. Pemeriksaan data
Data yang penulis peroleh dari hasil angket yang disebarkan kepada responden penulis periksa terlebih dahulu keutuhannya, kemudian setelah diperiksa ternyata data yang terkumpul sesuai dengan jumlah sampel yang penulis tentukan dan tidak ada yang rusak.
b. Penampilan data
1. Data Angket
Setelah data angket penulis perolah dan periksa, kemudian penulis mengolah data tersebut, selanjutnya penulis tampilkan dalam bentuk grafik.
Data hasil angket diolah dan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Membuat kolom persentase (%)
2) Mencari frekuensi (F) jawaban
3) Mencari persentase (P)
4) Mencari persentase dari setiap kemungkinan dengan rumus berikut:
P =
Keterangan:
P : Persentase
F : Frekuensi jawaban responden
N : Jumlah responden
(Sudjana, 2005 : 47)
5) Menjumlahkan hasil perhitungan persentase
6) Menafsirkan data yang tertera pada tabel kemudian menyimpulkannya.
Selanjutnya untuk memudahkan penafsiran frekuesi jawaban yang telah dihitung dalam bentuk persentase, penulis menggunakan standar penafsiran sebagai berikut :
1. 100 % dinyatakan seluruhnya
2. 75 – 99 % dinyatakan pada umumnya
3. 51 – 74 % dinyatakan sebagian besar
4. 50 % dinyatakan setengahnya
5. 25 – 49 % dinyatakan hampir setengahnya
6. 1 – 24 % dinyatakan sebagian kecil
7. 0 % dinyatakan tidak ada



Penafsiran diatas selanjutnya akan dijadikan pedoman bagi penulis dalam membuat tafsiran sementara hasil perolehan data angket siswa.
1. Data Hasil Angket
Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan dengan seteliti mungkin, maka diperoleh data sebagai berikut:

TABEL II
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
1. Apakah guru PKn dalam menyampaikan materi menggunakan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar ?
No Alternatif Jawaban F %

1.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
45
25
7
3
56,25
31,25
8,75
3,75

Jumlah
80 100

Penafsiran sementara :
Berdasarkan tabel di atas, dapat ditafsirkan bahwa sebagian besar (56,25%) responden menyatakan selalu menggunakan media pembelajaran. Hampir setengahnya (31,25%) responden menyatakan sering menggunakan media pembelajaran. Sebagian kecil (8,75%) responden menyatakan kadang-kadang menggunakan media pembelajaran. Selebihnya sebagian kecil lagi (3,75%) responden menyatakan tidak pernah menggunakan media pembelajaran. Kesimpulan sementara sebagian besar responden menyatakan guru PKn dalam menyampaikan materi selalu menggunakan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar.






TABEL III
PENERAPAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DI DALAM KELAS
2. Apakah Anda setuju diterapkannya media pembelajaran di dalam kelas ?
No Alternatif Jawaban F %

2.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
52
25
3
-
65
31,25
3,75
-

Jumlah
80 100

Penafsiran sementara :
Berdasarkan tabel di atas, dapat ditafsirkan bahwa sebagian besar (65%) responden menyatakan sangat setuju diterapkannya media di dalam kelas. Hampir setengahnya (31,25%) responden menyatakan setuju diterapkanya media di dalam kelas. sebagian kecil (3,75%) responden menyatakan kurang setuju diterapkannya media di dalam kelas. Tidak ada (0%) responden menyatakan tidak setuju diterapkannya media di dalam kelas. Kesimpulan sementara sebagian besar responden menyatakan sangat setuju diterapkannya media pembelajaran di dalam kelas.





TABEL IV
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PENGUASAAN MATERI
3. Bagaimanakah menurut Anda mengenai materi yang disampaikan guru PKn dengan mempergunakan media pembelajaran ?
No Alternatif Jawaban F %

3.
a. Sangat mudah dipahami
b. Cukup mudah dipahami
c. Kurang mudah dipahami
d. Tidak mudah dipahami
52
25
3
-
65
31,25
3,75
-

Jumlah
80 100

Penafsiran sementara :
Berdasarkan tabel di atas, dapat ditafsirkan bahwa sebagian besar (65%) responden menyatakan sangat mudah dipahami materi yang disampaikan. Hampir setengahnya (31,25%) responden menyatakan cukup mudah dipahami materi yang disampaikan. sebagian kecil (3,75%) responden menyatakan kurang mudah dipahami materi yang disampaikan. Tidak ada (0%) responden menyatakan tidak mudah dipahami materi yang disampaikan. Kesimpulan sementara sebagian besar responden menyatakan sangat mudah dipahami materi yang disampaikan guru PKn dengan mempergunakan media pembelajaran.



TABEL V
VARIASI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU PKn
4. Menurut pendapat Anda apakah media pembelajaran yang digunakan oleh guru PKn pada setiap pertemuan selalu bervariasi ?
No Alternatif Jawaban F %

4.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
38
30
12
-
47,5
37,5
15
-

Jumlah
80 100

Penafsiran sementara :
Berdasarkan tabel di atas, dapat ditafsirkan bahwa hampir setengahnya (47,5%) responden menyatakan selalu bervariasi pada setiap pertemuan. Hampir setengahnya lagi (37,5%) responden menyatakan sering bervariasi pada setiap pertemuan. Sebagian kecil (15%) responden menyatakan kadang-kadang bervariasi. Tidak ada (0%) responden menyatakan tidak pernah bervariasi. Kesimpulan sementara hampir setengahnya responden menyatakan media pembelajaran yang digunakan oleh guru PKn pada setiap pertemuan selalu bervariasi.





TABEL VI
PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR
5. Apakah pemanfaatan media pembelajaran oleh guru PKn dapat membantu meningkatkan aktivitas belajar Anda ?
No Alternatif Jawaban F %

5.
a. Sangat membantu
b. Membantu
c. Kurang membantu
d. Tidak membantu
50
30
-
-
62,5
37,5
-
-

Jumlah
80 100

Penafsiran sementara :
Berdasarkan tabel di atas, dapat ditafsirkan bahwa sebagian besar (62,5%) responden menyatakan sangat membantu meningkatkan aktivitas belajar. Hampir setengahnya (37,5%) responden menyatakan membantu meningkatkan aktivitas belajar. Tidak ada (0%) responden menyatakan kurang membantu aktivitas belajar. Tidak ada lagi (0%) responden menyatakan tidak membantu aktivitas belajar. Kesimpulan sementara sebagian besar responden menyatakan pemanfaatan media pembelajaran oleh guru PKn sangat membantu meningkatkan aktivitas belajar.



TABEL VII
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA TERHADAP MINAT BELAJAR
6. Bagaimana minat belajar Anda saat guru PKn menggunakan media dalam pembelajaran ?
No Alternatif Jawaban F %

6.
a. Menjadi lebih meningkat
b. Menjadi lebih menurun
c. Biasa-biasa saja
d. Tidak ada pengaruh terhadap minat belajar
60
-
20
-
75
-
25
-

Jumlah
80 100

Penafsiran sementara :
Berdasarkan tabel di atas, dapat ditafsirkan bahwa hampir seluruhnya (75%) responden menyatakan menjadi lebih meningkatkan minat belajar. Hampir setengahnya (25%) responden menyatakan biasa-biasa saja dalam minat belajar. Tidak ada (0%) responden menyatakan menjadi lebih menurun dalam minat belajar. Tidak ada lagi (0%) responden menyatakan tidak ada pengaruh terhadap minat belajar. Kesimpulan sementara hampir seluruhnya responden menyatakan minat belajar menjadi lebih meningkat pada saat guru PKn menggunakan media dalam pembelajaran.




TABEL VIII
JENIS MEDIA PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN GURU PKn
7. Jenis media pembelajaran apa yang sering digunakan oleh guru PKn Anda ?
No Alternatif Jawaban F %

7.
a. Media cetak
b. Media elektronik
c. Media cetak dan elektronik
d. Tidak ada media yang digunakan
65
3
7
5
81,25
3,75
8,75
6,25

Jumlah
80 100

Penafsiran sementara :
Berdasarkan tabel di atas, dapat ditafsirkan bahwa hampir seluruhnya (81,25%) responden menyatakan media cetak sering digunakan guru PKn. Sebagian kecil (3,75%) responden menyatakan media elektronik sering digunakan dan sebagian kecil juga (8,75%) responden menyatakan media cetak dan elektronik sering digunakan. Sebagian kecil lagi (6,25%) responden menyatakan tidak ada media yang digunakan guru PKn. Kesimpulan sementara hampir seluruhnya responden menyatakan media cetak yang sering digunakan guru PKn dalam pembelajaran.





TABEL IX
JENIS MEDIA PEMBELAJARAN YANG DISUKAI
8. Jenis media pembelajaran apakah yang Anda sukai dalam pelajaran PKn ?
No Alternatif Jawaban F %

8.
a. Media cetak dan elektronik
b. Media cetak saja
c. Media elektronik saja
d. Tidak ada media yang disukai
50
25
5
-
62,5
31,25
6,25
-

Jumlah
80 100

Penafsiran sementara :
Berdasarkan tabel di atas, dapat ditafsirkan bahwa sebagian besar (62,5%) responden menyatakan media cetak dan elektronik adalah media yang paling disukai. Hampir setengahnya (31,25%) responden menyatakan media cetak saja yang disukai. Sebagian kecil (6,25%) responden menyatakan media elektronik saja yang disukai. Tidak ada (0%) responden menyatakan tidak ada media yang disukai. Kesimpulan sementara sebagian besar responden menyatakan media cetak dan elektronik adalah jenis media yang disukai dalam pembelajaran PKn.






TABEL X
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA CETAK BERUPA GAMBAR TERHADAP SEMANGAT MENYIMAK MATERI PKn
9. Menurut pendapat Anda apakah media cetak berupa gambar dapat meningkatkan semangat dalam menyimak pelajaran PKn ?
No Alternatif Jawaban F %

9.
a. Sangat meningkatkan semangat
b. Meningkatkan semangat
c. Kurang meningkatkan semangat
d. Tidak meningkatkan semangat
53
16
11
-
66,25
20
13,75
-

Jumlah
80 100

Penafsiran sementara :
Berdasarkan tabel di atas, dapat ditafsirkan bahwa sebagian besar (66,25%) responden menyatakan sangat meningkatkan semangat dalam menyimak pelajaran PKn. Sebagian kecil (20%) responden menyatakan meningkatkan semangat dalam menyimak pelajaran PKn. Sebagian kecil lagi (13,75%) responden menyatakan kurang meningkatkan semangat. Tidak ada (0%) responden menyatakan tidak meningkatkan semangat. Kesimpulan sementara sebagian besar responden menyatakan penggunaan media cetak berupa gambar sangat meningkatkan semangat dalam menyimak pelajaran PKn.



TABEL XI
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA CETAK BERUPA GAMBAR TERHADAP SEMANGAT MENCATAT MATERI PKn
10. Menurut pendapat Anda apakah media cetak berupa gambar dapat meningkatkan semangat dalam mencatat materi PKn ?
No Alternatif Jawaban F %

10.
a. Sangat meningkatkan semangat
b. Meningkatkan semangat
c. Kurang meningkatkan semangat
d. Tidak meningkatkan semangat
57
17
6
-
71,25
21,25
7,5
-

Jumlah
80 100

Penafsiran sementara :
Berdasarkan tabel di atas, dapat ditafsirkan bahwa sebagian besar (71,25%) responden menyatakan sangat meningkatkan semangat dalam mencatat materi PKn. Sebagian kecil (21,25%) responden menyatakan meningkatkan semangat dalam mencatat materi PKn. Sebagian kecil lagi (7,5%) responden menyatakan kurang meningkatkan semangat. Tidak ada (0%) responden menyatakan tidak meningkatkan semangat. Kesimpulan sementara sebagian besar responden menyatakan penggunaan media cetak berupa gambar sangat meningkatkan semangat dalam mencatat materi PKn.



TABEL XII
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA CETAK BERUPA GAMBAR TERHADAP MOTIVASI UNTUK BERTANYA
11. Apakah Anda termotivasi untuk bertanya ketika guru PKn menggunakan media cetak berupa gambar dalam mengajar ?
No Alternatif Jawaban F %

11.
a. Sangat termotivasi
b. Cukup termotivasi
c. Kurang termotivasi
d. Tidak termotivasi
55
20
5
-
68,75
25
6,25
-

Jumlah
80 100

Penafsiran sementara :
Berdasarkan tabel di atas, dapat ditafsirkan bahwa sebagian besar (68,75%) responden menyatakan sangat termotivasi untuk bertanya. Hampir setengahnya (25%) responden menyatakan cukup termotivasi untuk bertanya. Sebagian kecil (6,25%) responden menyatakan kurang termotivasi untuk bertanya. Tidak ada (0%) responden menyatakan tidak termotivasi untuk bertanya. Kesimpulan sementara sebagian besar responden menyatakan sangat termotivasi untuk bertanya ketika guru PKn menggunakan media cetak berupa gambar dalam mengajar.



TABEL XIII
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA CETAK BERUPA GAMBAR TERHADAP SEMANGAT MENJAWAB PERTANYAAN
12. Apakah Anda bersemangat untuk menjawab pertanyaan setelah guru PKn menggunakan media cetak berupa gambar dalam mengajar ?
No Alternatif Jawaban F %

12.
a. Sangat bersemangat
b. Cukup bersemangat
c. Kurang bersemangat
d. Tidak bersemangat
55
20
5
-
68,75
25
6,25
-

Jumlah
80 100

Penafsiran sementara :
Berdasarkan tabel di atas, dapat ditafsirkan bahwa sebagian besar (68,75%) responden menyatakan sangat bersemangat untuk menjawab pertanyaan. Hampir setengahnya (25%) responden menyatakan cukup bersemangat untuk menjawab pertanyaan. Sebagian kecil (6,25%) responden menyatakan kurang bersemangat untuk menjawab pertanyaan. Tidak ada (0%) responden menyatakan tidak bersemangat untuk menjawab pertanyaan. Kesimpulan sementara sebagian besar responden menyatakan sangat bersemangat untuk menjawab pertanyaan ketika guru PKn menggunakan media cetak berupa gambar dalam mengajar.



TABEL XIV
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA ELEKTRONIK TERHADAP SEMANGAT BELAJAR
13. Apakah dengan digunakannya media elektronik semangat belajar Anda meningkat ?
No Alternatif Jawaban F %

13.
a. Sangat meningkat
b. Meningkat
c. Kurang meningkat
d. Tidak meningkat
55
20
5
-
68,75
20
6,25
-

Jumlah
80 100

Penafsiran sementara :
Berdasarkan tabel di atas, dapat ditafsirkan bahwa sebagian besar (68,75%) responden menyatakan sangat meningkatkan semangat belajar. Hampir setengahnya (20%) responden menyatakan meningkatkan semangat belajar. Sebagian kecil (6,25%) responden menyatakan kurang meningkatkan semangat belajar. Tidak ada (0%) responden menyatakan tidak meningkatkan semangat belajar. Kesimpulan sementara sebagian besar responden menyatakan penggunaan media elektronik sangat meningkatkan semangat belajar.




TABEL XV
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA ELEKTRONIK TERHADAP SEMANGAT MENYIMAK PELAJARAN PKn
14. Menurut pendapat Anda apakah media elektronik dapat meningkatkan semangat dalam menyimak pelajaran PKn ?
No Alternatif Jawaban F %

14.
a. Sangat meningkatkan semangat
b. Meningkatkan semangat
c. Kurang meningkatkan semangat
d. Tidak meningkatkan semangat
45
31
4
-
56,25
38,75
5
-

Jumlah
80 100

Penafsiran sementara :
Berdasarkan tabel di atas, dapat ditafsirkan bahwa sebagian besar (56,25 %) responden menyatakan sangat meningkatkan semangat dalam menyimak pelajaran. Hampir setengahnya (38,75%) responden menyatakan meningkatkan semangat dalam menyimak pelajaran. Sebagian kecil (5%) responden menyatakan kurang meningkatkan semangat. Tidak ada (0%) responden menyatakan tidak meningkatkan semangat. Kesimpulan sementara sebagian besar responden menyatakan penggunaan media elektronik sangat meningkatkan semangat dalam menyimak pelajaran PKn.



TABEL XVI
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA ELEKTRONIK TERHADAP SEMANGAT MENCATAT MATERI PKn
15. Menurut pendapat Anda apakah media elektronik dapat meningkatkan semangat dalam mencatat materi PKn ?
No Alternatif Jawaban F %

15.
a. Sangat meningkatkan semangat
b. Meningkatkan semangat
c. Kurang meningkatkan semangat
d. Tidak meningkatkan semangat
55
15
10
-
68,75
18,75
12,5
-

Jumlah
80 100

Penafsiran sementara :
Berdasarkan tabel di atas, dapat ditafsirkan bahwa sebagian besar (68,75%) responden menyatakan sangat meningkatkan semangat dalam mencatat materi. Sebagian kecil (18,75%) responden menyatakan meningkatkan semangat dalam mencatat materi. Sebagian kecil lagi (12,5%) responden menyatakan kurang meningkatkan semangat. Tidak ada (0%) responden menyatakan tidak meningkatkan semangat. Kesimpulan sementara sebagian besar responden menyatakan penggunaan media elektronik sangat meningkatkan semangat dalam mencatat materi PKn.



TABEL XVII
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA ELEKTRONIK TERHADAP MOTIVASI UNTUK BERTANYA
16. Apakah Anda termotivasi untuk bertanya ketika guru PKn menggunakan media elektronik dalam mengajar ?
No Alternatif Jawaban F %

16.
a. Sangat termotivasi
b. Cukup termotivasi
c. Kurang termotivasi
d. Tidak termotivasi
58
15
7
-
72,5
18,75
8,75
-

Jumlah
80 100

Penafsiran sementara :
Berdasarkan tabel di atas, dapat ditafsirkan bahwa sebagian besar (72,5%) responden menyatakan sangat termotivasi untuk bertanya. Sebagian kecil (18,75%) responden menyatakan cukup termotivasi untuk bertanya. Sebagian kecil lagi (8,75%) responden menyatakan kurang termotivasi untuk bertanya. Tidak ada (0%) responden menyatakan tidak termotivasi. Kesimpulan sementara sebagian besar responden menyatakan sangat termotivasi untuk bertanya ketika guru PKn menggunakan media elektronik dalam mengajar.




TABEL XVIII
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA ELEKTRONIK TERHADAP KEMAMPUAN MENJAWAB PERTANYAAN
17. Apakah dengan penggunaan media elektronik kemampuan Anda dalam menjawab pertanyaan lebih meningkat ?
No Alternatif Jawaban F %

17.
a. Sangat meningkatkan
b. Meningkatkan
c. Kurang meningkatkan
d. Tidak meningkatkan
65
10
5
-
81,25
12,5
6,25
-

Jumlah
80 100

Penafsiran sementara :
Berdasarkan tabel di atas, dapat ditafsirkan bahwa hampir seluruhnya (81,25%) responden menyatakan sangat meningkatkan dalam menjawab pertanyaan. Sebagian kecil (12,5%) responden menyatakan meningkatkan dalam menjawab pertanyaan. Sebagian kecil lagi (6,25%) responden menyatakan kurang meningkatkan dalam menjawab pertanyaan. Tidak ada (0%) responden menyatakan tidak meningkatkan. Kesimpulan sementara hampir seluruhnya responden menyatakan penggunaan media elektonik sangat meningkatkan kemampuan dalam menjawab pertanyaan. .



TABEL XIX
FAKTOR PENUNJANG DALAM MEMANFAATKAN MEDIA PEMBELAJARAN
18. Apa yang menjadi faktor penunjang guru PKn Anda dalam memanfaatkan media dalam pembelajaran ?
No Alternatif Jawaban F %

18.
a. Tersedianya media disekolah
b. Guru kreatif memanfaatkan media
c. Siswa kreatif membawa media
d. Semuanya benar
11
40
29
-
13,75
50
36,25
-

Jumlah
80 100

Penafsiran sementara :
Berdasarkan tabel di atas, dapat ditafsirkan bahwa setengahnya (50%) responden menyatakan faktor penunjangnya guru kreatif memanfaatkan media. Hampir setengahnya (36,25%) responden menyatakan faktor penunjangnya siswa kreatif membawa media. Sebagian kecil (13,75%) responden menyatakan tersedianya media disekolah. Kesimpulan sementara setengahnya responden menyatakan faktor penunjang dalam memanfaatkan media adalah guru kreatif memanfaatkan media.





TABEL XX
HAMBATAN YANG DIRASAKAN DALAM MEMANFAATKAN MEDIA
19. Adakah hambatan yang Anda rasakan ketika guru PKn memanfaatkan media dalam pembelajaran ?
No Alternatif Jawaban F %

19.
a. Ada
b. Pernah ada
c. Tidak ada
d. Tidak tahu
20
35
20
5
25
43,75
25
6,25

Jumlah
80 100

Penafsiran sementara :
Berdasarkan tabel di atas, dapat ditafsirkan bahwa hampir setengahnya (43,75%) responden menyatakan pernah ada hambatan. hampir setengahnya (25%) responden menyatakan ada hambatan. Hampir setengahnya lagi (25%) responden menyatakan tidak ada hambatan. Sebagian kecil (6,25%) responden menyatakan tidak tahu. Kesimpulan sementara hampir setengahnya responden menyatakan pernah ada hambatan ketika guru PKn memanfaatkan media dalam pembelajaran.






TABEL XXI
FAKTOR PENGHAMBAT DALAM MEMANFAATKAN MEDIA
20. Menurut Anda hambatan dari manakah ketika guru PKn memanfaatkan media dalam pembelajaran ?
No Alternatif Jawaban F %

20.
a. Keterbatasan media disekolah
b. Guru kurang kreatif memanfaatkan media
c. Siswanya tidak kreatif
d. Semuanya benar
10
7
40
23
12,5
8,75
50
28,75

Jumlah
80 100

Penafsiran sementara :
Berdasarkan tabel di atas, dapat ditafsirkan bahwa setengahnya (50%) responden menyatakan hambatannya adalah siswa tidak kreatif membawa media. Hampir setengahnya (28,75%) responden menyatakan semuanya benar yaitu tiga faktor keterbatasan media disekolah, guru kurang kreatif, dan siswa tidak kreatif. Sebagian kecil (12,5%) responden menyatakan hambatannya adalah keterbatasan media disekolah. Sebagian kecil lagi (8,75%) responden menyatakan hambatannya adalah guru kurang kreatif memanfaatkan media. Kesimpulan sementara setengahnya responden menyatakan hambatan ketika guru PKn memanfaatkan media dalam pembelajaran adalah siswa tidak kreatif membawa media.



2. Data Hasil Wawancara dengan Guru PKn
1) Media pembelajaran merupakan alat bantu mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru dengan maksud dan tujuan tertentu. Salah satu tujuannya adalah untuk mempermudah proses penyampaian materi, juga pada akhirnya penggunaan media pembelajaran tersebut dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar.
2) Untuk membantu proses pembelajaran sehingga dengan penggunaan media, guru dalam memberikan materi lebih tercapai dan siswa akan lebih mudah mengerti apa yang disampaikan oleh guru dibanding dengan tidak menggunakan media pembelajaran.
3) Meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungannya, dan memungkinkan siswa untuk belajar mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
4) Selalu
5) Media cetak dan elektronik
6) Media yang menampilkan informasi yang actual bisa media cetak.
7) Tergantung kepada kesesuaian antara materi dan metoda.
8) Tersedianya sarana dan prasarana, kemampuan guru dalam menggunakan (berimpropisasi), dan wawasan anak tentang media yang akan digunakan.

9) Tidak tersedianya media tersebut, dalam penggunaan media elektronik (mati aliran listrik), dalam hal memilih mana media yang paling murah dan gampang (praktis dalam pengoperasiannya atau penggunaannya).
10) Mencari media alternatif yang mudah dan murah dalam penggunaannya.
3. Data Hasil Observasi
Lokasi SMAN I Cilaku Cianjur terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan No. 1 Desa Sirnagalih Kecamatan Cilaku Cianjur, tempatnya sangat strategis karena ada di jalur angkutan umum. Luas SMA Negeri Cilaku Cianjur adalah 10.000 M2, yang meliputi bangunan halaman dan lapangan.
Fasilitas kelengkapan sekolah yang menunjang proses belajar mengajar, fasilitas SMA Negeri Cilaku Cianjur mempunyai perlengkapan sebagai berikut :
No. Fasilitas Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19. Ruang belajar
Ruang BP/BK
Ruang Guru
Ruang TU
Ruang OSIS
Ruang PMR
Perpustakaan
Labolatorium
Kantin
Mesjid
WC Guru
WC Siswa
Gudang
Lapangan Basket
Lapangan Sepak bola
Aula
Lab. Komputer
Ruang Micro Teaching
Ruang Multi Media 27
1
1
1
1
1
1
1
4
1
2
2
2
2
1
1
1
1
1

Selain fasilitas di atas, banyak fasilitas lain yang dimiliki SMA Negeri Cilaku Cianjur yang terdapat di ruang tata usaha diantaranya :
1. Mesin Tik
2. Komputer
3. Mesin Stensil
Dilihat dari datat-data diatas keadaan sarana dan prasarana di SMA Negeri 1 Cilaku Cianjur sudah cukup memadai yang dapat digunakan guru sebagai media pembelajaran dengan bergantung kepada kesesuaian materi dan metode untuk menunjang proses belajar mengajar.
4.2. Pengujian Hipotesis
Pada bagian sebelumnya telah melakukan penafsiran dan pengolahan dari tiap data yang diperoleh, baik data melalui penyebaran angket, hasil wawancara, maupun hasil observasi, sehingga diharapkan menjadi bahan acuan hipotesis yang telah penulis rumuskan sebelumnya.
Adapun hipotesis dalam peneletian ini adalah sebagai berikut :
1. Jika ada upaya guru PKn memanfaatkan berbagai media, maka aktivitas belajar siswa di kelas akan meningkat.
Hipotesis nomor 1 didukung oleh hasil analisis table-tabel berikut ini.
Table II menunjukkan bahwa sebagian besar (56,25%) responden menyatakan guru PKn dalam menyampaikan materi selalu menggunakan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar.
Tabel III menunjukkan bahwa sebagian besar (65%) responden menyatakan sangat setuju diterapkannya media pembelajaran di dalam kelas.
Table IV menunjukkan bahwa sebagian besar (65%) responden menyatakan sangat mudah dipahami materi yang disampaikan guru PKn dengan mempergunakan media pembelajaran.
Table V menunjukkan bahwa hampir setengahnya (47,5%) responden menyatakan media pembelajaran yang digunakan oleh guru PKn pada setiap pertemuan selalu bervariasi.
Table VI menunjukkan bahwa sebagian besar (62,5%) responden menyatakan pemanfaatan media pembelajaran oleh guru PKn sangat membantu meningkatkan aktivitas belajar.
Table VII menunjukkan bahwa hampir seluruhnya (75%) responden menyatakan minat belajar menjadi lebih meningkat pada saat guru PKn menggunakan media dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara didapat bahwa dalam setiap pelaksanaan pembelajaran, guru PKn selalu menggunakan media pembelajaran. Media yang digunakan disesuaikan dengan metode dan keragaman materi pelajaran sehingga media pembelajaran yang digunakan sangat beragam pula. Dengan pemanfaatan berbagai media ternyata aktivitas siswa dalam menyimak, mencatat, bertanya, dan menjawab pertanyaan menjadi lebih meningkat.
Dengan demikian maka hipotesis yang penulis ajukan ternyata dapat terbukti kebenarannya.
2. Jika guru PKn menggunakan berbagai jenis media, maka aktivitas belajar siswa di kelas akan meningkat.
Hipotesis nomor 2 didukung oleh hasil analisis table-tabel berikut ini.
Table VIII menunjukkan bahwa hampir seluruhnya (81,25%) responden menyatakan media cetak yang sering digunakan guru PKn dalam pembelajaran.
Table IX menunjukkan bahwa sebagian besar (62,5%) responden menyatakan media cetak dan elektronik adalah jenis media yang disukai dalam pembelajaran PKn.
Table X menunjukkan bahwa sebagian besar (66,25%) responden menyatakan penggunaan media cetak berupa gambar sangat meningkatkan semangat dalam menyimak pelajaran PKn.
Table XI menunjukkan bahwa sebagian besar (71,25%) responden menyatakan penggunaan media cetak berupa gambar sangat meningkatkan semangat dalam mencatat materi PKn.
Table XII menunjukkan bahwa sebagian besar (68,75%) responden menyatakan sangat termotivasi untuk bertanya ketika guru PKn menggunakan media cetak berupa gambar dalam mengajar.
Table XIII menunjukkan bahwa sebagian besar (68,75%) responden menyatakan sangat bersemangat untuk menjawab pertanyaan ketika guru PKn menggunakan media cetak berupa gambar dalam mengajar.
Table XIV menunjukkan bahwa sebagian besar (68,75%) responden menyatakan penggunaan media elektronik sangat meningkatkan semangat belajar.
Table XV menunjukkan bahwa sebagian besar (56,25%) responden menyatakan penggunaan media elektronik sangat meningkatkan semangat dalam menyimak pelajaran PKn.
Table XVI menunjukkan bahwa sebagian besar (68,75%) responden menyatakan penggunaan media elektronik sangat meningkatkan semangat dalam mencatat materi PKn.
Table XVII menunjukkan bahwa sebagian besar (72,5%) responden menyatakan sangat termotivasi untuk bertanya ketika guru PKn menggunakan media elektronik dalam mengajar.
Table XVIII menunjukkan bahwa hampir seluruhnya (81,24%) responden menyatakan penggunaan media elektonik sangat meningkatkan kemampuan dalam menjawab pertanyaan.
Berdasarkan hasil wawancara media cetak merupakan media yang selalu digunakan oleh guru PKn dalam proses pembelajaran. Media cetak diantaranya seperti Koran, majalah dan buku-buku lainya yang dianggap berkaitan dan mendukung materi pelajaran yang disajikan. Dengan pemanfaatan media tersebut ternyata pemahaman materi pelajaran siswa semakin baik, aktivitas belajar siswa dalam mencatat, bertanya, dan menjawab pertanyaan juga lebih meningkat, serta siswa akan mendapatkan informasi yang aktual berita kejadian yang berkaitan dengan materi pelajaran.
Selain media cetak, guru PKn yang mengajar di SMAN I Cilaku-Cianjur menggunakan alat bantu pembelajaran yang berupa media elektronik. Namun, penggunaannya tidak sesering media cetak. Meskipun demikian, media elektronik mempunyai peranan terhadap aktivitas belajar siswa. Peranannya tercemin pada aktivitas belajar dalam menyimak, mencatat, bertanya, menjawab pertanyaan menjadi lebih meningkat. Dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa maka siswa akan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup baik sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru PKn.
Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang penulis ajukan dapat terbukti kebenarannya.
3. Jika guru memanfaatkan berbagai penunjang dan mengatasi berbagai hambatan dalam memanfaatkan berbagai media, maka aktivitas belajar siswa di kelas akan meningkat.
Hipotesis nomor 3 didukung oleh hasil analisis table-tabel berikut ini.
Table XIX menunjukkan bahwa setengahnya responden menyatakan faktor penunjang dalam memanfaatkan media adalah guru kreatif memanfaatkan media.
Table XX menunjukkan bahwa hampir setengahnya (43,75%) responden menyatakan pernah ada hambatan ketika guru PKn memanfaatkan media dalam pembelajaran.
Table XXI menunjukkan bahwa setengahnya (50%) responden menyatakan hambatan ketika guru PKn memanfaatkan media dalam pembelajaran adalah siswa tidak kreatif membawa media.
Dari data hasil wawancara didapat bahwa faktor penunjang dalam pemanfaatan media adalah Tersedianya sarana dan prasarana, kemampuan guru dalam menggunakan (berimpropisasi), dan wawasan anak tentang media yang akan digunakan, sedangkan faktor penghambatnya adalah Tidak tersedianya media tersebut, dalam penggunaan media elektronik (mati aliran listrik), dalam hal memilih mana media yang paling murah dan gampang (praktis dalam pengoperasiannya atau penggunaannya). Untuk itu, upaya mengatasinya dengan cara mencari media alternatif yang mudah dan murah dalam penggunaannya.
Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang penulis ajukan dapat terbukti kebenarannya.
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan di SMA Negeri I Cilaku-Cianjur, memperoleh gambaran yang dapat membentu penulis untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh pemanfaatan berbagai media terhadap aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran PKn.
Adapun gambaran hasil penelitian tersebut dapat penulis uraikan sebagai berikut :
Media pembelajaran merupakan bagian dari komponen pembelajaran oleh karena itu, media pembelajaran harus digunakan oleh guru sebagai alat bantu dalam pelaksanaan pembelajaran. Media pembelajaran memberikan kontribusi positif terhadap pelaksanaan pembelajaran. Dapat dibedakan antara pembelajaran yang menggunakan media dan yang tidak menggunakan media.
Penyajian materi pelajaran yang menggunakan media pembelajaran dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif dan kreatif dalam belajar. Hal tersebut tercermin dalam berbagai hal yang mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran, seperti siswa aktif menyimak, mencatat materi pelajaran, bertanya, mengadakan diskusi kelompok, bahkan aktif dalam menjawab dan mengerjakan tugas-tugas.
Adapun mengenai aktivitas siswa dalam belajar karena penggunaan media pembelajaran dikemukakam oleh Sardiman (2008 : 205) yaitu :
Penggunaan media yang bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini peranan media dalam proses belajar mengajar sudah tidak diragukan lagi karena dapat :
a. Menghemat waktu belajar.
b. Memudahkan pemahaman.
c. Meningkatkan perhatian siswa.
d. Meningkatkan aktivitas siswa.
e. Mempertinggi daya ingat siswa.

Besarnya motivasi dan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn akan memiliki peranan positif terhadap kelancaran dan keberhasilan pembelajaran.
Media pembelajaran yang digunakan banyak jenisnya dan jenis tersebut menentukan corak pelaksanaan pembelajaran. Setiap materi pelajaran mempunyai karakteristik tersendiri sehingga tidak semua materi pelajaran efektif dengan media pembelajaran yang sama. Dalam hal ini, guru perlu memilih media yang tepat untuk materi pelajaran yang berbeda.
Penggunaan media pembelajaran tidak memandang modern atau tidaknya media karena tidak semua media yang digunakan efektif untuk semua materi yang disajikan. Penggunaan media yang sederhana akan efektif jika sesuai dengan tujuan, bahan kajian, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi yang akan dicapai. Kriteria pemilihan media dikemukakan oleh Uzer Usman (2008 : 32) yaitu :
a. Alat-alat yang dipilih harus sesuai dengan kematangan dan pengalaman siswa serta perbedaan individual dalam kelompok.
b. Alat yang dipilih harus tepat, memadai, dan mudah digunakan.
c. Harus direncanakan dengan teliti dan diperiksa terlebih dahulu.
d. Penggunaan media disertai kelanjutannya seperti dengan diskusi, analisis dan evaluasi.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam memilih media pembelajaran guru PKn dapat dipertimbangkannya dengan berbagai aspek yang mendukung terhadap pelaksanaan pembelajaran.
Hasil penelitian berdasarkan wawancara dengan guru berkaitan dengan manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran yaitu penggunaan media pembelajaran dapat bermanfaat apabila disesuaikan dengan materi pelajaran. Penggunaan media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat meningkatkan proses dan hasil belajar. Fokus perhatian siswa dapat lebih terarah dengan penyajian media pembelajaran oleh guru di dalam kelas sehingga mengurangi beban guru dalam proses penyampaian materi karena siswa juga dapat dilibatkan dalam proses penyampaian materi.
Menurut guru dengan memanfaatkan media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungannya, dan memungkinkan siswa untuk belajar mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Kemudian juga media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu serta dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa dilingkungan mereka.
























BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Setelah penulis mengadakan penelitian mengenai “Pemanfaatan Berbagai Media Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn di Kelas X SMA Negeri I Cilaku-Cianjur” diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Guru mata pelajaran PKn di SMA Negeri I Cilaku-Cianjur dalam poses pembelajaran sering menggunakan media dengan tujuan untuk mengupayakan agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh dengan satu model pembelajaran saja, namun lebih daripada itu dapat membuat siswa berperan aktif dan bersemangat dalam aktivitas belajar.
2. Pemanfaatan media cetak berupa gambar dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran PKn dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam menyimak, mencatat, bertanya, dan menjawab pertanyaan pada saat proses pembelajaran berlangsung.
3. Pemanfaatan media elektronik dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran PKn dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam menyimak, mencatat, bertanya, dan menjawab pertanyaan pada saat proses pembelajaran berlangsung.
4. Faktor penghambat dalam pemanfaatan media yaitu tidak tersedianya media tersebut di sekolah, mati aliran listrik pada saat penggunaan media elektronik, dan dalam hal memilih mana media yang paling murah, gampang, dan praktis dalam pengoperasiannya atau penggunaannya.
5. Upaya mengatasi faktor penghambat yaitu mencari media alternatif yang mudah, murah, dan praktis dalam penggunaannya.
5.2. Saran-saran
1. Bagi guru
a. Guru diharapkan lebih meningkatkan kemampuan dan kreativitasnya agar dapat menciptakan dan memanfaatkan berbagai media untuk digunakan dalam proses pembelajaran.
b. Guru hendaknya memiliki inisiatif sendiri untuk melakukan perbaikan dengan tidak mendominasi pembelajaran dan menggunakan metode pembelajaran bervariatif, bersikap tegas kepada siswa, serta menumbuhkan motivasi kepada siswa.
2. Bagi siswa
a. Siswa hendaknya melakukan persiapan sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan membaca materi dari buku paket dan buku pendukung lainnya, mencari tambahan informasi dari internet, koran atau bahkan dari televisi.
b. Siswa diharapkan dapat menumbuhkan motivasi intrinsik dalam diri untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
3. Bagi sekolah
Pihak sekolah diharapkan melengkapi berbagai media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar.










DAFTAR PUSTAKA

A. Kosasih Djahiri. ( 1989 ). Teknik Pengembangn Program Pengajaran Nilai Moral. Bandung: Lab.PPMP IKIP.

. ( 1996 ). Esensi Nilai-Moral Dalam Persekolahan Khususnya PIPS dan PPKN. Bandung: Lab.PPMP IKIP

. ( 2002 ), Kumpulan HO dan MKL Perencanaan Pengajaran dan Pembelajaran PKn – PBP Terpadu dan Utuh. Bandung : Lab. PMP IKIP.
. ( 2002/2003 ), Pembelajaran AJEL-Portofolio Trepadu-Multi Dimensional dan Paparan Klarifikasi KBK PKn dan Budi Pekerti. Bandung : Lab. PMPKN IKIP.

. ( 2004 ). Membina Dan Meningkatkan Propesionalisme Tugas-Peran Pendidik. Bandung: LAB. PMPKN FPIPS UPI BANDUNG.

. ( 2005 ). Kapita Selekta PBM PKNH & KUR KBK PKN 2004. Bandung: LAB. PMPKN FPIPS UPI BANDUNG.

. ( 2007 ). Kapita Selekta Pembelajaran. Bandung: LAB. PMPKN FPIPS UPI BANDUNG.

Abdurrahmad Fathoni. (2006). Metode Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta : Rineka Cipta

Aristo Rahadi. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta:

Azhar Arsyad. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Dasim Budimansyah. (2003). Model Pembelajaran Portofolio. Bandung: Tarsindo.

Depdiknas. ( 2007 ). Model Silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Depdiknas. ( 2007 ). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Muhammad Ali. (2002). Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

M. Numan Somantri. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Remaja rosdakarya.

M. Toha Anggoro, dkk. (2003). Metode Penelitian. Jakarta : Universitas Terbuka

Moh. Uzer Usman. (2008). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nana Sudjana (2002). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Nana Sudjana dan Rivai. (2005). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno. ( 2007 ). Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam. Bandung : PT Refika Aditama.

Sardiman A.M. (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Sudjana. ( 2005 ), Statistika. Bandung : Tarsito.

Suharsimi Arikunto. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara.

Sumadi Suryabrata. (2004). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Syaiful Bahri Djamarah (2002). Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: PT. Kloang Klede Putra Timur

















DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Teguh Satria Raharja, dilahirkan di Cianjur tanggal 5 Oktober 1987, adalah anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Tatang Supriadi, S.KM.. dan N. Aminah Haryati, S.Pd. ia beragama islam.
Perjalanana pendidikan diawali di SD Negeri Cilaku 1 Cianjur, lulus pada tahun 1999, kemudian melanjutkan ke SMP negeri 1 Cibeber-Cinjur lulus pada tahun 2002.
Pada tahun itu juga dilanjutkan ke SMA Negeri 1 Cibeber-Cianjur dan lulus pada tahun 2005. Selama di SMA aktif pada organisasi Pramuka, dan sudah menyandang gelar Laksana.
Sejak tahun 2005 melanjutkan Program Sarjana ke Universitas Suryakancana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan sapai dengan sekarang